> Dalil Halal bi Halal
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ
Artinya: “Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia).” (HR. Al-Bukhari)
dari hadits ini, maka di bulan syawwal masyarakat di Indonesia mengadakan acara halal bi halal, dalam rangka saling memaafkan.
Hikmah dari HBH:
> manusia hidup berdampingan, ber sosial, saling membutuhkan dan saling tolong menolong
selain itu, kita di uji dengan sesama:
وَجَعَلۡنَا بَعۡضَكُمۡ لِبَعۡضٖ فِتۡنَةً أَتَصۡبِرُونَۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرٗا
Dan Kami jadikan sebagian kamu dengan sebagian lainnya sebagai ujian, Maukah kamu bersabar? Dan adalah Tuhanmu maha Melihat. (QS. Al-Furqan (25) : 20).
maka pentingnya sabar terhadap perlakukan orang lain ter hadap kita, karena pahala sabar tak terhitung.
Dalam hadits disebutkan: “Orang mukmin yang bergaul dengan orang banyak dan sabar atas gangguan mereka lebih utama daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan orang banyak dan tidak sabar atas gangguan mereka.” (H.R. Ahmad, Bukhari dan Ibnu Majah dari ‘Umar dengan isnad hasan).
jadi kalau ada masalah, jangan lari dari masalah, tapi hadapi dengan kesabaran dan sholat meminta petunjuk Allah. (minta pertolongan dengan sholat dan sabar). karena sabar lebih baik, mendapat pahala dan surga Allah.
> jangan lupakan kebaikan diantara kalian, jadilah orang yang berterimakasih !
وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Dan janganlah kamu lupa kebaikan di antara kamu. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Baqarah: 237)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” (HR. Abu Daud no. 4811 dan Tirmidzi no. 1954. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
> berkata yang baik atau diam
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)
berapa banyak saat silaturrahmi malah menjelek2an saudaranya, malah ngebully, menyindir..merendahkan, mengacuhkan dan sebagainya
km blm punya anak? blm punya rumah? blm punya mobil? ah masa kerja disitu? yg akhirnya merusak hidup seseorang
belajar berkata baik, memotivasi, mengangkat, dsb
۞ قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّن صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَآ أَذًى ۗ وَٱللَّهُ غَنِىٌّ حَلِيمٌ
Artinya: Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. — Surat Al-Baqarah Ayat 263
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.”